Minggu, 12 Mei 2013

Rumah nan dakek di hati


Angin siang ini masih saja terasa teramat sejuk. Padahal sudah jam setengah sebelas siang. Itulah yang kusuka dari tanah kelahiran ku, Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat. Kutengok ke sebelah dapur, ternyata koper sudah siap, semua barang sudah dikemas. Bahkan aku telah selesai mandi dan sekarang duduk untuk iseng menulis sejenak.

Ya, aku sedang berada di rumah. Kepulangan ku yang empat hari ini hanya untuk mengunjungi rumah. Ya cuma 4 hari. Bahkan sejak diwisuda Februari lalu, waktu untuk pulang pun aku tak punya. Miris. Tapi ini lah hidup. Jalani dan nikmati.

Istilah pulang ke rumah mungkin mulai saat sekarang harus diganti dengan mengunjungi rumah. Mungkin sungguh menyenangkan jika tetap berada di rumah. Namun, tapak perjalanan di depan menanti. Aku harus kembali ke tanah perantauan. Studi S2 masih harus berlanjut. Perjalanan ke negeri sakura juga menanti. Aku memang harus meninggalkan rumah. Akupun pulang hanya sekedar untuk berpamitan sebelum mengikuti program summer internship juni nanti. Aku hendak membuat rekaman jejak yang baru. Yang sedikit berbeda namun berharap tetap diridhoi dan diberkahi.

Usia yang sudah tergolong dewasa ini memang mencambuki ku agar tidak merengek. Maka berbahagia lah kalian yang masih bisa dekat dengan rumah, dekat dengan orang-orang terkasih. Mungkin suatu saat nanti pengorbanan seperti ini juga akan kalian rasakan. Nikmati dan bersiaplah. Hargai dan pelihara canda tawa, kebersamaan, dan setiap dialogmu dengan mereka. Karena kita tidak tahu akan seperti apa keluarga kita di kepulangan kita berikutnya. Apakah masih sama? Apakah masih sehat? Atau apakah masih lengkap? Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar